
Hidup terasa tergesa-gesa, waktu terasa cepat berlalu, dan tak terasa aku sering mengejar suatu standar kebahagian dan kesuksesan dari penilaian orang lain, nilai yang baik, uang yang banyak, pakaian dan aksesoris yang bagus, berbagai skincare yang membuat percaya diri, merek handphone tertentu dan semua ini terus dikejar seolah itu adalah definisi kebahagiaan sejati..
Hari demi hari ku kejar, dan kugapai satu persatu… namun rasa bahagia tak juga kunjung kudapatkan, aku tidak tenang…. aku hanya terbelengu dengan perasaan yang tergesa-gesa, namun entah apa.. aku juga tidak menyadarinya… saat ini yang aku perlukan hanyalah istirahat dan memejamkan mata digelapnya kamar dengan sinar bulan menembus kamarku…
Ternyata banyak hal yang terlupakan olehku, banyak hal yang lalai aku lakukan sehingga membuatkku tidak tenang, aku rindu keluargaku…keluargaku bukanlah keluarga yang sempurna, keluarga sederhana yang berusaha menjalani tantangan dari hari ke hari hanya untuk menjadi lebih baik… keluarga yang mengasuhku dalam sebuah tradisi yang membentuk karakter diriku hari ini..aku tidak pernah marah terhadap keluargaku tentang apa yang ia tanamkan didiriku baik sadar maupun tidak, aku tau ayah dan ibuku sudah berusaha yang terbaik untukku, dimasanya.. dizamannya… dengan keringatnya.. dengan air matanya.. terima kasih banyak pak..bu.. aku teringat masa kecilku, aku selalu berusaha untuk belajar dari waktu ke waktu namun hal ini tidak lantas membuatku mendapatkan nilai raport yang baik, terdapat dua angka merah dalam rapotku membuat aku ketakutan menunjukannya kepada ayahku… tak disangka ayahku memelukku dan menguatkanku bahwa ayah menghargaiku karena aku sudah berupaya dan jujur mengerjakannya, dan nilai ini pertanda kedepan aku harus lebih baik lagi belajar dengan tekun..dari sinilah aku belajar tentang nilai-nilai integritas yang dimulai dari keluarga..

Apa yang terjadi dimasa lalu keluargaku bukanlah lagi menjadi tanggung jawabku, yang perlu aku sadari adalah masa depan, masa depan sepenuhnya menjadi tanggung jawabku… termasuk kelak aku akan memiliki keluarga kecilku dan memulai segalanya disebuah tempat yang dinamakan rumah… rumah bukan hanya tentang fisiknya tapi rumah dihatiku, pasanganku dan anak-anakku kelak.. aku tidak akan membiarkan keluargaku kelak bertumbuh dan berkembang seperti rumput ilalang, menjalani apa adanya mengikuti setiap waktu tanpa menyiapkannya dengan baik, aku tidak ingin kelak penilaian orang lain menjadi dasar kebahagiaan keluargaku… karena letak kebahagiaan yang aku yakini bukan berasal dari apa yang dilihat, tapi letaknya di hati.. ini tentang apa yang aku rasakan..
Ketenangan tidak berasal dari luar, semua itu bermula dari rumah yang setiap penghuninya dari waktu ke waktu akan mengalami evolusi kearifan agar siap menjalani setiap fungsinya dan berbaur di masyarakat dengan baik, rumah seyogyanya bisa menjadi kekuatan yang besar untuk perbaikan karakter penghuninya, tak jarang banyak istilah menyebutkan rumah adalah surga, sebagai sumber dari segala kebaikan, menjadi sumber kebaikan apabila dirumah terdapat orangtua yang semangat untuk terus belajar dan melakukan perbaikan terhadap pola pengasuhan. Rumah adalah tempat kembali dari hiruk pikuk dunia luar. Menjadikan keluarga yang harmonis bukanlah sesuatu yang ditunggu sebagai hadiah, keluarga yang penuh ketenangan merupakan sesuatu yang harus direncanakan dan diciptakan dengan baik, karena sesungguhnya kebahagian itu kita yang ciptakan sendiri…
Rumah yang tenang adalah rumah yang berisi cinta kasih dari pasangan dan anak-anak, saling menghargai, rumah hendaknya dapat mengusir kepenatan dan kekisruhan dari tempat kerja, bahkan rumah dapat menjadi tempat koreksi dari pengaruh luar yang menyimpang arah, pengaruh negatif yang menempel dan terbawa pulang dengan segera dapat terdeteksi dengan baik dan dibasuh bersih…
Rumahku surgaku… bukanlah sekedar pepatah kosong dan seolah halusinasi belaka, sadarkah kita bahwa semua keluarga dapat membangun rumahnya menjadi surga, jika setiap keluarga tahu bahan-bahan yang diperlukan untuk mewujudkannya. Penanaman pondasi yang kuat sampai cara merawatnya agar tetap nyaman dan damai berada dalam sebuah keluarga. Komitmenlah menjadi dasar utama untuk mewujudkannya. Menyadari bahwa menjadi orang tua akan melakukan dan mendobrak apapun segala hambatan untuk berjuang demi impian dan cita-cita anaknya di masa depan, termasuk memanamkan nilai-nilai kebaikan. Penanam nilai kebaikan harus dimulai dengan komitmen merubah diri sendiri menjadi pribadi yang memiliki nilai baik, religiusitas dan akhlak yang baik, kejujuran dan tanggung jawab sebagai sumber pribadi yang berkarakter.
Aku ingin kelak anak-anakku tumbuh menjadi pribadi yang kuat penuh integritas, membawa kedamaian, menilai kebahagiaannya dengan sebuah kejujuran dan penuh rasa bersyukur dari hasil kerja kerasnya sendiri tanpa korupsi, mengisi bangsa ini dengan karya, senyumnya menjadi kedamaian bagi sesama..
Aku ingin kelak ia tahu, bahwa aku bangga padanya
Karena rahimku bukan melahirkan seorang koruptor…
Dari cerita diatas, apa yang kelak akan kamu lakukan untuk keluarga kecilmu ?
Kata-katanya sangat menyentuh dan menggerakan hati saya. Ini sangat bagus sekali karena menyampaikan point keluarga tanpa korupsi menggunakan kata-kata yang dapat menyentuh dan cepet diresap oleh hati dan pikiran, semoga lebih banyak orang yang dapat melihat dan membaca artikel yang bagus ini.
Persiapan adalah kunci dalam membangun keluarga. Setiap orang bercita-cita memiliki keluarga harmonis yang di dalamnya terdapat kehangatan serta kasih dan cinta. Sebagai orang tua kelak memberikan pendidikan dan pola asuh penting di lakukan. Saat ini korupsi menjadi hightline permasalah negara ini. Tindakan ini tidak hanya merugikan sebagian pihak tapi seluruh orang dalam negara merasakan kerugiannya. Berdasarkan hal tersebut tentu membuat saya akan memberikan pendidikan anti korupsi dan nilai kejujuran di keluarga impian saya kekak
Melanjutkan dari komentar saya tadi yaitu mengenai apa yang saya akan lakukan untuk keluarga kecil saya nanti yaitu, saya akan belajar lebih banyak lagi mengenai antikorupsi yang berawal dari keluarga, lalu saya akan mencoba untuk menerapkannya di kehidupan saya dan dengan perlahan menerapkannya di keluarga kecil saya kelak.
Terimakasih sebelumnya sudah mengingatkan bahwa pentingnya integritas dalam keluarga untuk membangun hal baik dikedepanya, saya tersentuh dan teringat akan hal -hal yang sering terjadi di keluarga saya sendiri baik itu sikap positif maupun negatif. kelak untuk keluarga kecil saya sendiri mebangun kepercayaan satu sama lain adalah hal yang dibutuhkan. mengajari dan mencontohkan hal baik kepada keluarga bisa menjadi hal baik yang menjadikan kebiasaan nantinya. menjadikan diri selalu melihat apa yang baik dan buruk dalam segala sisi sehingga tidak akan timbul rasa kecurigaan namun patut dilihat kembali apa yang ia kerjakan. semoga kelak keluarga kecil yang saya bangun bisa menjadi keluarga yang berintegritas, baik, nyaman, dan selalu dalam kehangatan. Terimakaisih
artikel ini mengajari pentingnya mengetahu tentang korupsi , serta mengajarkan kita untuk hidup dengan damai tanpa korupsi dan saya sangat suka dengan artikel ini , dan didalam artikel ini juga menjelaskan pentingnya kita melakukan pengetahuan tetang anti korupsi didalam suatu keluarga, karena dnegan keluarga yang damai dan tanpa adanya korupsi membuat kita merasakan hidup yang nyaman
memang, keluarga merupakan sosok utama dalam pembentuk karakter kita kelak dikemudian hari. Apa yang kelak saya akan lakukan untuk keluarga saya dikemudian hari? saya ingin selalu menerima suami dan anak-anak saya dengan seutuhnya, bagaimanapun hasil yang dikerjakan selalu saya terima dengan bangga karena atas kerja keras dirinya sendiri.. saya percaya akan dirinya dan kemampuannya, saya percaya akan pilihannya selama itu hal yang baik. saya ingin sekali membentuk EQ anak saya sebaik baiknya, saya akan menjadi contoh yang sebaik baiknya karena anak selalu belajar dari sosok orangtuanya, dan hal yang paling penting saya akan memberikan cinta kasih saya yang seutuhnya.
keluarga merupakan lingkup lingkungan terkecil bagi anak, tempat anak pertama kali mempelajari tentang berbagai macam hal. dari rumah (keluarga) anak ditanamkan nilai-nilai yang berguna untuk bermasyarakat seperti penanaman nilai antikorupsi. lewat keluarga dapat diajarkan bahwa kejujuran dan integritas adalah pondasi utama dalam hubungan bermasyarakat dan nilai penting agar menjadi orang yang sukses. oleh karena itu, pendidikan antikorupsi perlu dimulai dari lingkungan terkecil sehingga tertanam dalam jiwa anak.
Sama hal nya yang sudah kami pelajari di mata kuliah PBAK, dimana karakter antikorupsi dapat kami mulai dengan menerapkannya di lingkup terkecil dan terdekat. Dimana itu adalah keluarga. Yang dapat saya rencanakan untuk keluarga kecil saya dimasa depan adalah dengan menanamkan karakter antikorupsi, menjadi pribadi yang berintegritas agar dapat menjadi contoh bagi keluarga kecil saya dimasa depan.
Dari artikel diatas saya ingin membentuk karakter anti korupsi anak-anak saya dimulai dari hal terkecil. contoh ketika mereka membuat salah, saya tidak langsung memarahinya tetapi mendengarkan penjelasaanya terlebih dahulu sehingga diharpkan nantinya anak-anak berani jujur dalam setiap perbuatannya dan bertanggung jawab atas apa perbuatannya. selain itu mengenai nilai disekolah, tidak harus mendapatkan nilai bagus dan tertinggi tetapi yang terpenting jujur dan usahanya dalam mendapatkan nilai. saya juga ingin lebih bisa memahami apa yang diinginkan nantinya oleh anak anak saya tidak mau menuntut kemauan diri saya sendiri. sehingga saya berharap keluarga saya nantinya bisa menjadi pondasi awal bagi anak anak untuk menjalankan kehidupan diluar rumah yang berintegritas.
saya ingin menanamkan dan membentuk karakter keluarga terutama anak-anak saya agar mempunyai integritas tinggi, jujur, dan bertanggung jawab dengan menerapkan pola asuh yang penuh cinta, kasih sayang, dan pengetahuan yang luas. karena dengan pondasi tersebut saya berharap kelak nanti nya anak-anak saya menjadi generasi penerus bangsa yang dapat merubah keadaan di Indonesia ke arah yang lebih baik lagi dan dapat merubah Indonesia yang anti Korupsi. terimakasih kepada Ibu Hetty yang sudah menyadarkan saya untuk bisa menjadi pribadi yang jujur.
Menanamkan konsep integritas yang diperlukan sebagai pendidikan karakter dalam keluarga, saya sendiri sebelum memulai konsep tersebut perlu dapat menanamkan integritas dalam diri sehingga dapat berdampak baik bagi orang sekitar saya, maupun keluarga saya nantinya. Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting sehingga sebelum menjadi orang tua, maka saya merasa saya juga perlu dapat menanamkan hal baik tersebut dalam diri saya sendiri.
Berharap mempunyai lingkungan keluarga yang berkarakter baik. Tidak muluk-muluk, namun nyaman dan aman berada di keluarga tersebut. Semoga saat nanti sudah ada tanggungjawab membentuk sebuah keluarga, hal ini dapat terwujud, yaitu keluarga tentram, bahagia, berkarakter baik, dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
Zaman sekarang sering kali kita menyalakan arti kan arti sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang mengikuti standar orang-orang, malah membuat kita kewalahan dalam mengikuti standar kebahagiaan itu. Padahal kebahagiaan kita sendiri yang menciptakannya, dengan berada dalam keluarga dan rumah yang hangat sudah menjadi kebahagiaan yang sebenarnya dibutuhkan setiap insan. Standar kebahagiaan yang diciptakan oleh lingkungan kita sering kali menjadi awal kita dalam melakukan sebuah tindakan korupsi baik kita sadari ataupun tidak. Maka dari itu cukuplah kita mengikuti standar kebahagiaan yang diciptakan oleh orang lain dan buatlah standar kebahagiaan kita dengan keluarga dan lingkungan rumah yang sederhana dan hangat.
Semua hal dimulai dari keluarga. Keluarga menjadi pondasi setiap orang. Sama seperti diatas, akan menghargai sesama anggota keluarga, bersikap jujur dan saling menyayangi.
Di keluarga kecil saya kelak saya ingin memiliki keluarga yang harmonis, hangat, saling mendukung, dan menjadi pendidikan pertama yang baik dalam membentuk karakter anak saya menjadi pribadi yang baik nantinya. Saya ingin dalam keluarga saya nantinya kami saling menghormati hak masing-masing dari hak ibu, hak ayah, hak anak, hak istri, serta hak suami. Saya ingin membiasakan anak saya untuk amanah dalam tanggung jawab yang dimiliki sejak kecil. Bersifat terbuka kepada anak-anak saya. Tidak menuntut anak-anak saya untuk menjadi anak yang superior, namun saya hanya akan memantau dan membimbing mereka untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Saya ingin menjadi orangtua sekaligus teman untuk anak-anak saya sehingga mereka dapat bersifat terbuka kepada saya. Saya akan menanamkan nilai kejujuran kepada anak saya sejak dini, begitupun dengan saya. Saya akan berusaha memberikan contoh yang baik kepada anak-anak saya dan bukan hanya melalui perkataan saja namun dengan perilaku saya. Karena saya meyakini dengan menjalani hal-hal tersebut, saya dapat menumbuhkan nilai integritas kepada anak-anak saya sejak dini sehingga mereka dijauhkan dari niat untuk melakukan perbuatan curang bahkan korupsi. Karena keluarga merupakan pendidikan pertama bagi seseorang dan menjadi pondasi awal dalam pembentukan karakter seseorang.
Keluarga yang penuh ketenangan merupakan sesuatu yang harus direncanakan dan diciptakan dengan baik, karena sesungguhnya kebahagian itu kita yang ciptakan sendiri. Saya ingin membentuk keluarga yang bisa memberikan kenyamanan serta sebagai tempat untuk pulang layaknya rumah. Penanaman karakter anti korupsi juga bisa dilakukan sejak dini agar dari kecil, anak sudah terbiasa hidup dengan jujur dan berintegritas. Oleh karena itu sangat diperlukan pola pengasuhan yang baik.
Menjadikan rumah sebagai tempat ternyaman berbagi cerita suka maupun duka. Menciptakan suasana yang paling nyaman ketika berada di rumah dengan keluarga yang mampu saling merangkul, membimbing, dan mendukung serta tak lupa untuk saling mengingatkan jika terjadi kesalahan. Menanamkan sikap kejujuran di dalam keluarga adalah salah satu kunci keluarga yang harmonis.
keluarga memang menjadi faktor utama pondasi sifat dan perilaku seseorang. sifat yang baik dan tertanam dari seseorang berasal dari keluarga yang harmonis. kebahagiaan orangtua terdapat pada senyuman anak anaknya. sebagai anak kita harus menjadi orang yang selalu bersyukur telah di lahirkan oleh orangtua yang hebat dan senantiasa harus menjadi orang yang bertanggung jawab dan bekerja keras membahagiakan orang tua. menuruti perintahnya, membantu pekerjaan rumah, menjadi anak yang rajin dan berbakti adalah keinginan dari semua orang tua. maka, kita sebagai anak harus menjadi seorang yang dapat diandalkan dan memiliki cita cita yang tinggi agar bisa membahagiakan kedua orangtua kelak. salam cinta untuk keluargaku 🙂
Keluarga merupakan pondasi yang kuat untuk melangkah lebih lanjut ke lingkungan luar. Prnting sekali menciptakan keluarga harmonis dan saling terbuka agar karakter ketika bermasyarakat dapat berlangsung dengan baik.
Setelah membaca cerita diatas menyadarkan saya bahwa hal tersebut merupakan realitas kehidupan yang terjadi pada lingkup keluarga. Bahwa keluarga adalah tempat berkumpulnya setiap anggota untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan serta kebersamaan dan juga menjadi tempat penanaman karakter bagi setiap anggotanya. saya sebagai calon ibu dikemudian hari, mulai hari ini saya harus menanamkan nilai dan karakter yang baik untuk diri saya sendiri, supaya menjadi kebiasaan baik bagi kehidupan saya dimasa depan. Selalu menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempelajari lebih banyak hal. Hal terpenting dari semua itu adalah tetaplah menjadi pribadi yang JUJUR, karena KETIDAKJUJURAN menjadi pintu gerbang atas kesalahan – kesalahan yang lain.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang diharapkan dapat menjadi gerakan sosial salah satunya dalam pemberantasan korupsi. Keluarga dapat menjadi garda utama dalam pencegahan anti korupsi, dengan berbicara tentang perilaku korupsi. Keluarga dapat menekankan pada nilai hidup yang merupakan nilai-nilai anti korupsi.
Nilai-nilai anti korupsi dalam keluarga seperti kejujuran, disiplin, bertanggungjawab, adil, berani, peduli, mandiri, dan sederhana dapat diajarkan melalui orangtua. Pembangunan karakter dari keluarga akan berdampak ke depannya terhadap kehidupan ke depannya di lingkungan sekitar, baik di sekolah, tempat pelayanan publik, kantor, dan lain sebagainya.
Pendekatan keluarga sangatlah dibutuhkan dalam mewujudkan pembentukan karakter nilai-nilai anti korupsi tersebut. Dari orangtua yang sudah menanamkan nilai anti korupsi dapat mengajarkan dan mendidik kepada anaknya. Harapan dari orangtua yang baik akan berjalan sesuai dengan input yang diberikan. Orangtua perlu pengetahuan tentang korupsi dapat ia dapatkan melalui mempelajari pendidikan anti korupsi, sehingga orangtua yang berpendidikan akan berdampak untuk keluarga ke depannya.
Dari tulisan ini dan kondisi masyarakat saat ini menurut saya setiap kita cenderung hidup dalam pandangan orang lain, memenuhi standar sesuai dengan keinginan orang lain sehingga kadang kita tidak sadar menganai apa yang sebenarnya kita inginkan. Terbiasa membandingkan diri dengan orang lain tanpa pendirian yang kuat akan prinsip diri sehingga kita kehilangan diri kita sendiri tanpa merasakan bahagia yang sesungguhnya. Sikap-sikap ini tidak lain dan tidak bukan dimulai dari keluarga. Lingkungan pertama yang kita kenali di dunia. Pola asuh orang tua yang tepat dan kerja sama anggota keluarga yang baik menjadi faktor utama. Ketika sebuah keluarga mengerti dan memahami pola asuh yang baik dan benar maka keluarga yang baik dan harmonis pun dapat terbentuk.
Bagi saya sendiri, ketika saya dihadapkan dengan membangun keluarga maka saya ingin membangun keluarga yang hangat, nyaman dan bisa menjadi tempat pulang bagi seluruh anggotanya. Membiasakan untuk mendengar sebelum berkomentar, berfikir sebelum berbicara, dan melihat dari berbagai sisi. Terutama bagi anak-anak yang akan saya miliki di masa depan, membiasakan mereka menjadi pribadi yang jujur dengan mendengar tanpa menghakimi dan menanamkan bahwa sesulit dan sepahit apapun kejujuran tetap lebih baik daripada kebohongan. Menanamkan rasa percaya diri, menanamkan ideologi dan melatih keteguhan diri dengan prinsip yang dimiliki dalam kehidupan. Tidak lupa juga untuk melatih tanggung jawab dengan memberi hukuman ketika anak membuat kesalahan namun tidak lupa menjelaskan alasan diberikan hukuman, apa kesalahannya, dan menunjukkan kasih sayang dengan hal kecil seperti memeluk dan berkata aku sayang kamu agar anak mengerti bahwa hukuman ini bukan karena saya benci kamu tetapi karena saya sayang kamu dan tidak ingin kamu masuk ke dalam jurang kegelapan. Hal ini mungkin tidaklah mudah tetapi dengan ini saya berharap keluarga saya bisa menjadi keluarga yang rukun, tentram, bahagia, dan rumah yang nyaman untuk pulang. Keluarga yang saling mendukung dalam kebaikan, saling menghormati, dan saling memberikan petunjuk ketika ada yang tersesat. Sehingga di masa depan keluarga saya dapat awalan yang kecil namun berarti dalam membangun negara bersih tanpa korupsi.
pertama yang perlu dilakukan adalah membuat diri sendiri menjadi pribadi yang berintegritas tinggi supaya dapat membangun semangat melawan korupsi sehingga di dalam suatu keluarga kelak akan menjadi contoh baik bagi anak, mengajarkan anak mengenai membangun integritas tinggi dengan menanamkan sembilai nilai integritas yaitu, jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, serta adil. hal ini dilakukan supaya dikemudian hari anak tersebut tidak menjadi bibit korupsi. keluarga menjadi faktor penting anak mendapatkan pembelajaran.
1. Menerapkan dan memperkuat ajaran agama, agar kami memiliki pegangan atau pedoman yang cukup kuat untuk mengingatkan kami akan tindakan/apa yang ingin kami lakukan di setiap langkah yang kami lalui.
2. Mengajarkan dan memperkuat nilai moral kepada anak-anak kami agar kelak mereka tidak mudah goyah atau tergoda untuk melakukan tindakan korupsi maupun tindakan yang akan merugikan diri sendiri.
3. Menanamkan dan menumbuhkan sikap antikorupsi sejak dini, dengan cara memberikan penjelasan dan pengertian mengenai dampak positif dan negatif dari tindakan yang akan mereka lakukan.
Dari cerita diatas saya dapat mengambil kesimpulan bahwa keluarga merupakan tempat pertama dalam sebuah penanaman karakter seseorang. Saya harus dapat menjadi seseorang yang berwawasan dan berintegritas untuk dapat menanamkan sikap anti korupsi kepada anak saya dimasa depan, karena keluarga merupakan jembatan pertama untuk menanamkan sikap anti korupsi. Dari cerita diatas hal yang akan saya lakukan untuk keluarga kecil saya dimasa depan adalah dengan menanamkan nilai-nilai integritas sejak dini pada keluarga kecil saya, seperti menanamkan nilai kejujuran, berani, mandiri, peduli sesama, tanggung jawab dengan kewajiban yang diemban, kerja keras, hidup dengan sederhana apa adanya, bersikap adil, dan disiplin dalam setiap kehidupan.
Menurut saya keluarga merupakan salah satu yang membantu proses pembentukan karakter suatu individu, maka saya berharap di keluarga kecil saya kelak bisa menerapkan parenting yang baik, sehingga kedepannya anak menjadi jujur, berakhlak dan berintegritas. Salah satunya dengan menanamkan sikap anti korupsi sejak dini. Saya berharap kelak rumah dan keluarga menjadi tempat yang tepat untuk bercerita, beristirahat dengan nyaman dan tenang, menjadi tempat kembali dari segala aktivitas. Anggota eluarga bisa saling membantu mencarikan kebahagiaan setiap anggota keluarganya masing-masing.
Menamkan nilai kejujuran diri sendiri kepada semua anggota keluarga, bahwa nilai kejujuran lebih penting dari sebuah nilai angka dalam pendidikan. akan tetapi tidak menjadikan suatu kebiasaan buruk untuk tidak belajar dalam setiap kejadian yang telah berlalu. terus memperbaiki. dan menjadikan tempat ternyaman untuk pulang. menasehati dan memberi dukungan tanpa menjatuhkan ataupun menghakimi jika tidak sesuai dengan harapan. menjadi pendengar dan mendidik dengan cara yang benar.
Untuk keluarga kecil saya kelak, saat ini dapat diibaratkan seperti canvas putih, bersih dan polos. Di masa depan, akan tercoret warna-warna dan membentuk sebuah karya yang saya harap menjadi karya dengan visual yang indah. Namun, tentunya kita tidak bisa menghasilkan karya hebat tanpa kemampuan mewujudkannya.
Persiapan. Hal ini sangat penting namun terkadang sering terlupakan. Kesiapan seseorang untuk memulai berkeluarga tidak hanya didasari oleh satu aspek, melainkan multi aspek. Terkadang kita menginginkan hal muluk dan hanya memimpikannya tanpa berusaha untuk mewujudkannya. Seperti, ingin memiliki keluarga sejahtera, anak sholeh/ha, pintar, baik hati, rajin menabung, dan sebagainya. Apakah bisa memiliki keluarga sejahtera dengan hubungan kita yang renggang? apakah bisa memiliki anaik yang baik dan penurut disaat kita mendidiknya tidak dengan hati? Sadar, kehidupan ini tidak seperti cerita dongeng favorite saya sewaktu kecil, yang perlu diingat adalah apa yang kita tanam itu yang kita tuai. begitu halnya dengan keluarga saya nanti.
Tanam apa yang ingin saya tuai. Diri saya adalah langkah awal dan terpenting untuk mencapainya. Mengenal diri sendiri saja terkadang tidak dihiraukan apalagi mencintai diri sendiri bahkan mencintai orang lain?. Tentu saja, semua manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan, maka dari itu belajar dan terus belajar adalah tugas kita di kehidupan ini. Merasa sadar dengan diri sendiri, memaknai diri sendiri, menanamkan moral kehidupan yang seharusnya dipegang kuat, mecintai dan menyayangi diri sendiri adalah tahapan yang sedang saya jalani saat ini. saya percaya, hubungan yang saya ciptakan dengan sesama manusia adalah refleksi dari bagaimana saya berhubungan dengan diri saya dan Tuhan. ketika saya tidak terkoneksi dengan diri sendiri dan tuhan saya, disitulah saya berhadapan dengan kehidupan yang membingungkan, penuh lubang, dan tak terarah. Konsep perbaikan diri bagi saya bukan untuk menjadi manusia yang terbaik diantara manusia yang lain, tetapi menjadi versi terbaik bagi diri saya sendiri, karena dengan itu kebaikan lain akan mengikuti. Semangat berproses, meski terkadang kita dibuat mundur beberapa langkah tapi jadikan hal itu kesempatan untuk melompat lebih tinggi.
Pesan untuk keluarga saya saat ini : Saya bersyukur berada di tengah-tengah keluarga yang penuh kehangatan, penuh warna, dan bergandeng bersama menghadapi kehidupan. Meski terkadang diantara kami berbuat kesalahan, disitulah satu dan liannya menguatkan. Terimakasih Ayah, Mama, Adik.
Pesan untuk keluarga saya kelak : Saya sedang berproses, semoga apa yang diupayakan diberkahi Allah swt, sehingga bekal saya cukup untuk mewujudkan mimpi tersebut. Keluarga Bahagia
Berbagai pelajaran dapat diambil dari cerita tersebut. Setelah membaca saya sadar yang harus saya lakukan pertama kali adalah merefleksikan diri sendiri. Bagaimana saya harus berkomitmen untuk membuat diri lebih baik dan menciptakan suatu karakter yang lebih berintehritas didalam diri saya. Jika, saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan berintegritas tinggi, maka saya bisa secara optimis menularkan dan mengajarkan sifat tersebut kepada orang disekeliling saya. Kedua, jika saya sudah memiliki karakter yang baik, maka harapan saya yaitu saya ingin memiliki pasangan yang sama-sama mempunyai nilai-nilai karakteristik yang baik sehingga saya dapat memiliki tujuan dan motivasi yang sama untuk dapat merencanakan penanaman karakter kepada keturunan saya kelak. Saya ingin melakukan pola asuh yang dapat mendukung saya dalam membangun karakter berintegritas tinggi pada anak-anak saya. Pola asuh yang saya akan lakukan yaitu pola asuh demokrasi dimana pola asuh tersebut lebih menjunjung tinggi pada sikap saling menghormati dan tidak ada tekanan didalamnya, karena perilaku menyimpang kerap terjadi karena tingginya tekanan. Saya juga ingin menjarkan bagaimana cara untuk hidpu tetap sederhana, sehingga kelak mereka tidak akan tertekan dengan besarnya gaya hidup yang mereka buat karena hanya berlandaskan gengsi. Berdasarkan hal tersebut, Saya ingin menciptakan keluarga kecil saya sebagai tempat yang nyaman, aman, tenang dan penuh cinta kasih yang berlandaskan karakter yang baik dari semua anggota keluarga
Masa kecilku tidak seindah teman-temanku, penuh luka dan air mata. Tiap hari tak lewat dari keributan orangtua, malu tapi hanya bisa diam dalam tangis. Masa remaja menjadikan ku sebagai pribadi mandiri, keras, dan memendam perasaan sendiri. Kehangatan yang tidak aku dapatkan dari rumah, kucari pada lingkungan pertemanan. Mencari sahabat yang pas dan mampu memahami diri ini tidak mudah. Memasuki masa perkuliahan, membuat aku berfikir bahwa hidup memang harus dijalani dengan semestinya. Semakin dewasa semakin mengerti bahwa hidup itu keras, penuh tantangan dan juga rintangan. Tapi sesulit apapun hidup pasti akan dibantu dengan pertolongan Tuhan, doa dari lingkungan keluarga, dan yang terpenting usaha/kerja keras. Menjadi seorang bidan yang tekun, ulet, jujur, adil dan tidak membedakan pasien.
Untuk masa depan, aku berharap dapat memiliki sebuah keluarga yang harmonis, penuh cinta dan kehangatan. Semoga nanti aku dapat memiliki suami seorang yang memiliki iman, pekerja keras, pengertian, baik, jujur, setia dan mencintai keluarganya lebih dari apapun. Keluarga yang akan memberikan cinta dan kehangatan pada anak-anak sejak dari kecil hingga besar, melihat pertumbuhan dan perkembangannya, mencintai mereka setiap detik. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anak ku dan menjadi seorang istri yang menemani suami dalam suka maupun duka. Semoga kelak suamiku dapat membimbing aku serta anak-anakku untuk berjalan sesuai dengan kehendak Firman Tuhan dan kami hidup bahagia dengan sukacita dari Tuhan.
Dari kecil, orang tua saya selalu berusaha mengajarkan saya untuk selalu jujur. Saya tidak ingat dan tidak sadar bagaimana orang tua saya menanamkan sikap jujur pada saya. Tapi yang sekarang saya rasakan, saya tidak bisa dan tidak pernah berbohong pada orang tua saya. Contohnya saat izin untuk keluar rumah, saya selalu terus terang menjelaskan akan ke mana dan pergi dengan siapa. Terkadang dengan menjelaskan dengan detail saya tidak diizinkan untuk pergi. Walau sedih, tapi tetap saya tidak bisa berbohong supaya bisa mendapatkan izin karena saya tidak akan bisa tenang. Hal itu yang sangat ingin saya contoh saat menjadi orang tua kelak. Saya ingin ada keterbukaan dalam keluarga kecil saya. Saya ingin bisa mendidik anak saya nanti untuk selalu jujur dalam segala hal, walau kadang jujur tidak menguntungkan untuk diri sendiri. Dan saya sebagai orang tua tidak ingin merasa kecewa karena dibohongi. Saya harap berawal dari menanamkan sikap jujur, akan tumbuh sifat baik lainnya di diri anak saya nanti.
Selain jujur, saya ingin mengajarkan tentang kesederhanaan. Saya ingin keluarga saya bisa merasa terus bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Saya ingin semua hal yang yang ada di rumah saya nanti memang bermanfaat dan dipakai. Saya juga ingin mengajarkan anak saya untuk membeli barang secukupnya dan sesuai kebutuhan, tidak selalu sesuai keinginan. Saya tidak ingin anak saya nanti menjadi konsumtif. Bukan berarti tidak mampu, saya ingin keluarga saya nanti bisa bijak dalam berkonsumsi dan tidak mubazir. Dengan kesederhanaan, bukan berarti saya tidak memberikan yang terbaik untuk keluarga saya. Hanya saja semuanya tidak perlu berlebihan.
Setelah membaca tulisan ini, saya merasakan betapa pentingnya keluarga sebagai unsur terpenting untuk mencetak/menghasilkan generasi yang anti korupsi. Berawal dari keluarga, karakter seseorang dibentuk dan nilai-nilai baik ditanamkan sehingga kelak dapat menjadi pribadi yang memiliki integritas.
Orang tua menjadi teladan anaknya dalam bersikap, ketika keluarga mencontohkan kejujuran maka anak yang melihat juga akan mengamalkan kejujuran, ketika orang tua kita mendidik kita dengan baik maka kelak kita akan menginginkan pula mendidik anak dengan baik.
Cerita di atas mengenai kejujuran anak kepada orang tuanya saat mendapatkan nilai jelek tetapi orang tua tetap menghargai hasil kerja jujur anaknya dan memberikan kasih sayang bukan ancaman/amarah sehingga akan tumbuh kepercayaan diri dan kejujuran yang akan terus diterapkan oleh anak kedepannya. Jika orang tua memarahi atau mengungkapkan kekecewaan akan hasil yang diperoleh anaknya mungkin sang anak akan memikirkan cara agar selanjutnya ia dapat memperoleh nilai yang baik agar menyenangkan orang tuanya, seperti salah satunya menyontek. Berawal dari kegiatan menyontek itulah bibit korupsi muncul dalam diri anak dan jika terus dilakukan akan mengakar pada dirinya dan kelak di masa depan, bukan lagi hanya membohongi 1 atau 2 orang, tetapi dia dapat membohongi dan merugikan lebih banyak orang.
Selain itu, dari cerita di atas juga kita diingatkan bahwa mengejar sesuatu kebahagiaan dan kesuksesan dari penilaian orang lain (harta dan jabatan) bukanlah kebahagiaan sejati. Jangan sampai penilaian kesuksesan dan kebahagiaan menurut orang lain menjadikan kita pribadi yang merasa tidak pernah cukup dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan standar kebahagiaan dan kesuksesan yang ditetapkan oleh orang lain terutama dalam memperoleh uang/harta maupun jabatan. Hal tersebut dapat pula menjadi awal bagi kita untuk melakukan hal-hal tidak baik, seperti korupsi karena mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan atau mendapatkan jabatan karena hasil korupsi dan bukan atas usaha sendiri.
Oleh karena itu, menerapkan nilai kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berani, sederhana, bekerja keras, sangat penting diajarkan kepada anak di dalam keluarga, serta tidak lupa nilai religiusitas dan akhlak yang baik sehingga anak menjadi pribadi yang berkarakter, mengetahui dan memiliki nilai integritas di dalam dirinya serta dibawa seterusnya dalam kehidupan hingga ia memiliki keluarganya sendiri kelak.
Berbicara tentang keluarga kecil, saya adalah anak terakhir dari dua bersaudara. saat ini saya memiliki dua keponakan yang menggemaskan. melihat mereka tumbuh dan berkembang adalah hal yang membanggakan seakan nostalgia ke masa kecil saya. ketika mereka sedang bermain dengan saya, saya berupaya mencontihkan hal-hal yang baik dan juga mempertanyakan pendapat mereka. kedepannya saya akan terus mencoba mengajarkan nilai-nilai anti korupsi pada mereka dan juga untuk keluarga kecil saya. mengajarkan nilai-nilai anti korupsi sedini mungkin sangatlah perlu, karena nantinya akan membentuk pola pikir, sikap dan perilaku kedepannya.
Kutipan ini begitu menyentuh dan menyadarkan saya, “keluargaku bukanlah keluarga yang sempurna, keluarga sederhana yang berusaha menjalani tantangan dari hari ke hari hanya untuk menjadi lebih baik… keluarga yang mengasuhku dalam sebuah tradisi yang membentuk karakter diriku hari ini..aku tidak pernah marah terhadap keluargaku tentang apa yang ia tanamkan didiriku baik sadar maupun tidak, aku tau ayah dan ibuku sudah berusaha yang terbaik untukku, dimasanya.. dizamannya… dengan keringatnya.. dengan air matanya ” bahwa semua hal yang menjadikan saya seperti sosok sekarang ini sangat dipengaruhi oleh rumah. oleh karena itu, baik saat ini, nanti bahkan kelak saat saya berkeluarga.. saya jadi memiliki mimpi kecil nantinya saya mampu mengajarkan hal-hal kecil dan sederhana agar keluarga kecil saya menjadi probadi yang berintegritas dan mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan zaman.
Sebelum memutuskan untuk berkeluarga, saya ingin memperbaiki diri ini menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadi sosok yang berintegritas, membekali diri dengan ilmu untuk menjadi orang tua yang baik untuk anak anak saya kelak. Meskipun tidak ada orang yang benar-benar siap menjadi orang tua, saya ingin setidaknya diri ini sudah cukup pantas baik secara mental dan fisik. Di keluarga kecil saya kelak, saya ingin keluarga ini menjadi rumah yang paling nyaman untuk anak dan pasangan saya pulang. Keluarga hangat dan penuh cinta yang akan menyambut dan menghargai sekecil apapun usaha yang ia lakukan, bukan nilai dan pencapaian tinggi yang saya inginkan dari mereka, saya tidak menuntut agar mereka selalu menjadi yang terbaik di kelasnya namun saya ingin dia selalu dapat mengambil pelajaran dari setiap hal yang dirinya lakukan, saya ingin anak dan passngan saya nanti bangga atas pencapaiannya sendiri, saya ingin anak anakkelak saya dapat menghargai dirinya sendiri dan tidak perlu mengikuti standar yang di kelompoknya ataupun di lingkungan sekolah, lingkungan kerja, atau dimanapun dirinya nanti berada. Saya ingin mendidiknya menjadi anak yang jujur, menghargai hak orang orang lain, memenuhi kewajibannya sebagai manusia beragama. Sebisa mungkin saya akan mendukung pilihannya selama itu bertujuan baik, saya tidak ingin memaksakan apapun kepada mereka.